Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai value proposition. Dalam menemukan value proposition, kita perlu memahami customer segment yang akan ditarget.
Apa itu customer segment? Bagaimana cara menentukannya? Bagaimana cara dokter memanfaatkan konsep ini?
Yuk langsung saja kita bahas!
Apa Itu Customer Segment?
Dilansir dari TechTarget, customer segment adalah upaya untuk membagi pelanggan ke dalam kelompok individu yang memiliki karakteristik yang relevan untuk kegiatan pemasaran, seperti umur, jenis kelamin, hobi, hingga kebiasaan pengeluaran.
Customer segment merupakan salah satu komponen terpenting dalam business model canvas (BMC), sehingga menentukan segmen yang tepat adalah kunci utama dalam menggunakan BMC.
Bagaimana Cara Menentukan Customer Segment?
Dalam menentukan customer segment yang ingin Anda target, Anda bisa membaginya ke dalam kategori yang umum digunakan, yaitu:
- Demografi: umur, jenis kelamin, pekerjaan, ukuran keluarga, pendapatan, hingga tingkat pendidikan.
- Geografi: negara, provinsi, atau kota
- Psikografis: kelas sosial, nilai-nilai, minat, gaya hidup dan kepribadian.
- Perilaku: kebiasaan, pengeluaran, penggunaan produk dan manfaat yang diinginkan.
- Teknografi: penggunaan seluler, laptop, perangkat lunak, dan aplikasi.
Selain itu, ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu Anda dalam menentukan customer segment, yaitu:
- Untuk siapa kita menyelesaikan masalah?
- Siapakah orang-orang yang akan menghargai value proposition kita?
- Apakah nilai tawaran kita menarik bagi pria/wanita atau keduanya?
- Apakah menarik bagi dewasa muda berusia 20 hingga 30 tahun atau remaja?
- Apa karakteristik dari orang-orang yang mencari value proposition kita?
Untuk bisa memahami pelanggan dengan lebih baik, Anda bisa membuat customer atau buyer persona untuk setiap segmen pelanggan yang ingin Anda target. Dengan begitu, Anda bisa memiliki bayangan lebih jelas tentang siapa target pelanggan Anda.
Baca Juga: Tips Menjadi Dokter Sukses dengan Framework Bisnis
Jenis-jenis Segmen Pelanggan
Dalam dunia bisnis, ada beberapa jenis customer segment yang umumnya dipakai untuk mengkategorikan segme pelanggan. Berikut beberapa jenis segmen pelanggan:
- Mass Market
Model bisnis yang menargetkan mass market tidak membeda-bedakan segmen pelanggan. Value propositions, channels, dan customer relationship difokuskan pada satu kelompok pelanggan yang besar dengan kebutuhan dan masalah yang cukup serupa.
- Niche Market
Model bisnis yang menargetkan niche market melayani segmen pelanggan yang khusus dan spesifik. Umumnya segmen pelanggan ini punya karakteristik dan kebutuhan yang sangat khusus.
Sebagai contoh kita bisa lihat pada produsen suku cadang mobil yang sangat mengutamakan pembelian dari produsen mobil besar.
- Segmented
Model bisnis lainnya membedakan antara kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan dan masalah yang berbeda sedikit. Sebagai contoh, bank yang membedakan antara segmen pelanggan dengan aset hingga Rp100.000.000 dan kelompok pelanggan dengan nilai bersih lebih dari Rp10.000.000.000.
Kedua kelompok ini memiliki kebutuhan dan masalah yang mirip tetapi berbeda.
- Diversified
Beberapa model bisnis memiliki dua customer segment yang memiliki kebutuhan dan masalah yang sangat berbeda.
Sebagai contoh, Amazon.com yang memutuskan untuk melakukan diversifikasi bisnis ritelnya dengan menyediakan layanan cloud computing.
Dengan demikian, mereka mulai melayani segmen pelanggan yang benar-benar berbeda, yaitu perusahaan web untuk layanan cloud computing dan individu ritel untuk layanan toko online-nya.
- Multi-sided markets
Model bisnis yang lain memiliki dua atau lebih segmen pelanggan yang saling tergantung.
Sebagai contoh, perusahaan kartu kredit membutuhkan pemegang kartu kredit dan pedagang yang menerima kartu kredit tersebut. Demikian juga, perusahaan surat kabar membutuhkan pembaca dan pengiklan.
Kedua segmen ini diperlukan untuk membuat model bisnis tersebut berhasil.
Customer Segment dalam Sudut Pandang Dokter
Sebagai dokter, kita memang tidak boleh memilih atau membedakan pasien. Namun, kita perlu memahami segmen pasien agar bisa memberikan pelayanan yang memuaskan.
Dengan memahami customer segment, kita bisa menghubungkan ekspektasi pasien dengan value proposition yang kita miliki sebagai seorang dokter. Dampaknya, kita bisa memberikan solusi yang tepat dan dibutuhkan oleh pasien.
Sebagai contoh, pada pasien emergency, ekspektasi yang diharapkan pasien adalah layanan dokter yang sigap, cepat dan profesional. Oleh karenanya, dokter perlu memenuhi ekspektasi pasien tersebut dengan memberikan penanganan yang sigap, cepat dan profesional.
Namun, hal ini berbeda dengan pasien poliklinik yang memiliki ekspektasi bisa mendapatkan konseling dan berdiskusi dalam waktu yang cukup lama. Untuk menghadapi pasien seperti ini, yang diutamakan adalah keramahan dokter saat konseling, penjelasan yang lengkap dan menyeluruh, rasa empati, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui ekspektasi pasien yang berbeda-beda pada tiap segmennya, Anda bisa menyesuaikan value proposition yang ingin Anda berikan. Dengan begitu, pasien bisa merasa puas terhadap layanan yang Anda berikan.
Baca Juga: Mengenal Business Model Canvas dan Manfaatnya untuk Dokter
Pahami Pentingnya Segmen Pelanggan dalam Business Model Canvas
Memahami customer segment adalah langkah penting dalam merancang strategi bisnis yang sukses. Dengan menentukan segmen pelanggan yang tepat, Anda bisa menciptakan value proposition yang lebih kuat.
Pada artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai cara menghubungkan value proposition dan customer segment.
Jika Anda tertarik untuk mempelajari entrepreneurship dari sudut pandang dokter, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!