Endometriosis adalah merupakan kondisi medis yang belum bisa diketahui maupun diprediksi penyebab dan implikasinya. Kondisi ini adalah merupakan tumbuhnya jaringan endometrium (selaput rahim) di luar dari tempat yang semestinya.
Tempat yang sering ditemukan endometrium adalah daerah rongga abdomen, rongga panggul, ovarium , saluran telur dan di daging rahim itu sendiri (adenomyosis).
Penyebab & Gejala Endometriosis
Berbagai teori telah disampaikan dan sayangnya tidak ada yang secara konklusif dapat menjelaskan perjalanan penyakit ini.
Perlu diketahui bahwa tidak semua wanita dengan endometriosis akan mengalami gejala klinis. Namun, gejala yang dapat dirasakan berupa:
- Nyeri haid
- Nyeri saat berhubungan
- Infertilitas
Tidak semua wanita yang mengalami kondisi ini mengalami kedua gejala tersebut. Akan ada wanita yang hanya mengalami nyeri haid saja atau mengalamai infertilitas saja.
Pencegahan Endometriosis
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnose endometriosis lebih sulit lagi bagi dokter. Hal ini dikarenakan kebanyakan endometriosis pada tahap dini tidak bisa ditemukan dengan pemeriksaan fisik atau USG atau tes darah apapun.
Tetapi apabila kondisi ini sudah masuk tahap lanjut, tidak terlalu sulit untuk dokter mendeteksi adanya kista endometriosis melalui pemeriksaan USG transvaginal.
Diagnosis yang pasti untuk kondisi memang hanya melalui tindakan laparoskopi, yaitu suatu pembedahan minimal invasive yang tidak memerlukan luka operasi besar.
Penanganan nyeri haid yang terkait dengan endometriosis umumnya akan berkaitan dengan terapi simptomatik yaitu dengan mengurangi jumlah maupun siklus mens, atau memberikan terapi antinyeri yang adekuat selama masa menstruasi.
Penggunaan obat hormon seperti pil KB bertujuan untuk mengurangi jumlah darah menstruasi dan juga dapat dipakai menjarangkan siklus mens.
Terapi hormonal lainnya termasuk suntikan KB, suntikan untuk memberhentikan mens, atau IUD ( baca: spiral) yang mengandung hormon progesterone yang dapat mengurangi jumlah mens.
Langkah yang ideal dilakukan adalah dengan melakukan Laparoskopi dimana melalui tindakan ini jaringan yang tumbuh dapat di kauterisasi atau diangkat.
Apabila nyeri berkaitan dengan nyeri dalam berhubungan seksual, laparoskopi ini dapat memberikan kenyamanan yang lebih setelah endometriosis dibersihkan.
Proses Penyembuhan
Untuk wanita yang mengalami kesulitan mempunyai keturunan, umumnya terapi menjadi sedikit lebih memerlukan agresifitas.
Apabila cara konservatif sudah dicoba dan tidak berhasil, tindakan laparoskopi untuk membersihkan jaringan endometriosis akan meningkatkan kemungkinan hamil sampai 70% dalam waktu 12 bulan.
Tetapi pada saat kehamilan itu tidak terjadi setelah kurun waktu 12 bulan, 20-40% endometriosis akan kembali dalam kurun waktu 5 tahun.
Umumnya pada kasus endometriosis berat wanita akan memerlukan Assisted Reproductive Treatment (ART) yang cukup advanced seperti inseminasi buatan atau program bayi tabung.
Saat ini angka keberhasilan program bayi tabung pada wanita muda dengan kondisi endometriosis adalah cukup baik, dimana angka ini berkisar sekitar 42-51%
Itulah pembahasan tentang endometriosis, mulai dari penyebab, gejala, pencegahan dam pengobatannya.
Jika Anda membutuhkan edukasi seputar kehamilan dan kesehatan wanita, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!
Untuk informasi dan edukasi lebih lanjut, hubungi kami di sini.