Jika kita berbicara mengenai identitas manusia, biasanya kita akan melihatnya dari sisi tampilan luar seperti sidik jari, warna mata, tinggi badan, dan lain sebagainya. Tampilan luar ini sering disebut juga sebagai phenotype (fenotip).
Tapi, apakah kita benar-benar mengenal diri kita jika hanya melihat dari tampilan luar saja?
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu biologi, kini kita sudah bisa mengidentifikasi identitas kita secara lebih rinci, yaitu dengan genomik.
Apa itu genomics? Apa pengaruhnya terhadap identitas kita? Dan apa saja manfaatnya? Yuk kita bahas selengkapnya!
Apa itu Genomik?
Genomik adalah studi dari cabang biologi yang mempelajari tentang keseluruhan gen (genom) dari sebuah organisme, termasuk interaksi antara gen dengan faktor lingkungannya.
Untuk bisa memahami secara lebih mendalam terkait genomik, ada baiknya kita bahas hubungan antara deoxyribonucleic acid (DNA), gen, kromosom dan genom.
DNA, Gen, Kromosom dan Genom
Setiap manusia memiliki organ di dalam tubuh yang tersusun dari sel-sel. Di dalam inti tiap sel, terdapat kromosom yang tersusun dari rantai DNA.
Berikut penjelasan lebih rincinya:
- DNA
DNA adalah materi biologis yang menyimpan segala informasi biologis makhluk hidup yang menyusun gen. Setiap rantai DNA, berisi ikatan kode genetik yang diekspresikan ke dalam 4 huruf, yaitu A (adenin), G (guanin), T (timin) dan C (sitosin).
- Gen
Gen merupakan unit materi genetik terkecil yang menentukan sifat yang diwariskan dari suatu organisme ke keturunannya. Masing-masing gen mengandung ratusan hingga jutaan DNA dengan urutan DNA yang unik.
Setiap gen pada manusia, merupakan gabungan dari 1 salinan gen dari ayah, dan 1 salinan gen dari ibu. Oleh karenanya, kita mewarisi gen dari kedua orang tua kita.
Menariknya, hanya kurang dari 1% gen manusia yang berbeda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Akan tetapi, 1% inilah yang membuat tampilan fisik dan sifat setiap manusia bisa berbeda.
- Kromosom
Di dalam sel, rantai DNA dipilin rapat menjadi suatu struktur bernama kromosom. Gen-gen dalam tubuh manusia terletak di dalam kromosom, yang mengandung informasi genomik pada setiap sel dalam tubuh. Tiap sel memiliki 3 milyar pasangan basa DNA (base pair).
Luar biasanya, jika kita menyusun satu per satu seluruh DNA dalam tubuh seseorang pada satu garis lurus, maka panjangnya bisa mencapai 150.000 kali perjalanan bolak-balik dari bumi ke bulan!
- Genom
Genom adalah satu set susunan lengkap kromosom dari suatu organisme. Pada manusia, genom terdiri dari 23 pasangan kromosom. Setiap pasang kromosom ini terdiri dari 1 kromosom dari sel sperma, dan 1 kromosom dari sel telur.
Nah, ilmu yang mempelajari tentang genom dan interaksinya dengan lingkungan inilah yang disebut dengan genomik.
Lalu, Apa Bedanya Genomik dengan Genetik?
Dilansir dari National Human Genome Research Institute, genetik adalah studi yang mempelajari tentang gen dan perannya dalam pewarisan sifat ke generasi selanjutnya. Sedangkan genomik mempelajari kombinasi antar genetik dan interaksi antara genetik dan faktor lingkungan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa genomik lebih luas dari pada genetik yang lebih berfokus mempelajari gen individu.
Apa Pengaruh Genomik terhadap Identitas Diri Kita?
Gen memberikan identitas khusus yang tidak terlihat bagi setiap orang. Dengan warisan gen dari orang tua, setiap orang memiliki kombinasi gen yang unik.
Meski demikian, gen bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi tampilan luar atau fenotip kita.
Gen hanya membawa sifat potensial yang berasal dari orang tua. Selain itu, fenotip kita juga dipengaruhi oleh lingkungan luar, seperti misalnya asupan makanan, kondisi lingkungan tempat tinggal, dan lain sebagainya.
Formula atau rumus yang menentukan fenotip atau tampilan luar tubuh kita adalah sebagai berikut:
Phenotype = genotype + environment
Sebagai contoh, misalkan kita memiliki gen tinggi badan 170 cm (genotype). Tapi pada masa pertumbuhan, kita mendapat asupan makanan yang bergizi tinggi, sehingga bisa saja tinggi badan kita yang sesungguhnya jadi 180 cm (phenotype).
Hal ini juga berlaku sebaliknya. Misalkan kita tidak mendapat asupan gizi yang cukup, atau mengalami stunting, bisa jadi tinggi badan kita hanya 160 cm saja.
Lalu, apa manfaat dari genomik untuk kehidupan manusia?
Manfaat Genomik untuk Kehidupan Manusia
Genomik memberikan manfaat yang sangat luar biasa untuk kita. Dengan mempelajarinya, kita bisa tahu apa saja potensi yang kita miliki, baik dari sisi positif maupun negatif.
Hal ini juga termasuk potensi penyakit yang berkemungkinan tinggi dapat menyerang kita. Dengan demikian, kita bisa melakukan pencegahan sedini mungkin.
Berikut beberapa manfaat dari tes genomik:
- Mengenali sifat gen (genetic traits) diri sendiri.
- Mengetahui apakah diri kita berpotensi tinggi mengidap penyakit tertentu, seperti kanker (onkogenomik).
- Mengetahui bakat yang dimiliki, seperti misalnya bakat bermain musik, berolahraga, dan lainnya.
- Pada bayi tabung, kita bisa mendeteksi risiko penyakit anak sejak dalam tahap embrio, sehingga bisa memilih embrio yang sehat.
- Memahami asupan makanan yang tepat dan yang perlu dihindari untuk tubuh kita (nutrigenomik).
- Menentukan pengobatan yang presisi untuk tubuh kita, sehingga peluang sembuh lebih tinggi dengan efek samping yang minimal (farmakogenomik).
Selain untuk manusia, sebenarnya genomik juga bisa diaplikasikan pada makhluk hidup lainnya. Namun, pembahasan genomik pada non-manusia akan kita bahas lebih lanjut di artikel selanjutnya, ya!
Kenali Diri Sendiri untuk Tingkatkan Kualitas Hidup
Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu genomik dan manfaatnya. Genomik membantu kita mengenali diri kita dengan lebih baik, dan bukan hanya dari tampilan luarnya saja.
Dengan pemahaman yang lebih dalam terhadap tubuh kita, kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita dengan memaksimalkan potensi positif gen kita, dan mencegah atau meminimalkan potensi negatifnya.
Jika Anda tertarik untuk mengenal genomik lebih lanjut, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!
Terakhir diperbarui pada: 24 Agustus 2023
Telah ditinjau oleh: dr. Muliawan Yoeko