Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA) adalah salah satu inovasi penting dalam dunia bayi tabung (in vitro fertilization, IVF) yang telah membantu banyak pasangan yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan.
PGTA adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi kelainan kromosom pada embrio yang dihasilkan melalui proses bayi tabung.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci tentang PGTA, kapan dan mengapa hal ini diperlukan, manfaatnya, tingkat keberhasilan, dan prosedurnya.
Baca Juga: Mengenal Preimplantation Genetic Testing (PGT) untuk IVF
Apa itu Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA)?
PGTA adalah sebuah prosedur diagnostik yang dilakukan pada embrio yang dihasilkan melalui proses IVF. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kelainan kromosom yang disebut aneuploidi.
Aneuploidi terjadi ketika embrio memiliki jumlah kromosom yang tidak normal, seperti trisomi (tiga salinan kromosom) atau monosomi (satu salinan kromosom). Kelainan kromosom seperti ini dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran bayi dengan masalah genetik serius.
Penyebab Terjadinya Aneuploidi
Aneuploidi terjadi ketika embrio memiliki jumlah kromosom yang tidak normal. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan aneuploidi antara lain:
1. Pertambahan Usia
Salah satu penyebab utama aneuploidi adalah pertambahan usia ibu. Wanita yang hamil di usia di atas 35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menghasilkan embrio dengan kelainan kromosom.
Ini karena sel telur yang lebih tua memiliki peluang yang lebih tinggi untuk mengalami kesalahan dalam pembagian kromosom.
2. Kesalahan Pembagian Sel
Kesalahan yang terjadi saat pembagian sel selama perkembangan embrio juga dapat menyebabkan aneuploidi. Masalah ini umumnya terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari.
3. Genetika Keluarga
Pada beberapa kasus, kelainan kromosom dapat terkait dengan faktor genetika dalam keluarga. Pasangan dengan riwayat kelahiran bayi dengan kelainan kromosom mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami aneuploidi.
4. Paparan Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan tertentu juga dapat berkontribusi pada terjadinya aneuploidi, meskipun pengaruhnya mungkin tidak selalu jelas.
Kapan dan Mengapa PGTA Diperlukan?
PGTA biasanya diperlukan dalam situasi-situasi berikut:
- Pasangan dengan Riwayat Kehamilan Gagal: Pasangan yang telah mengalami keguguran berulang kali mungkin akan diminta untuk menjalani PGTA untuk memastikan embrio yang diimplan memiliki kromosom yang normal.
- Pasangan yang Berusia Lanjut: Wanita yang berusia di atas 35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan kelainan kromosom. Prosedur ini dapat membantu memilih embrio yang sehat.
- Riwayat Kehamilan dengan Kelainan Genetik: Jika pasangan memiliki riwayat kelahiran bayi dengan kelainan genetik, pemeriksaan ini dapat membantu menghindari kelahiran bayi dengan kondisi serupa.
- IVF dengan Donor Telur: Prosedur ini juga dapat diterapkan pada pasangan yang menggunakan telur donor untuk memastikan keberhasilan proses IVF.
Apa Manfaat Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies?
PGTA memiliki beberapa manfaat penting, termasuk:
- Mengurangi Risiko Keguguran: Dengan memilih embrio yang kromosomnya normal, risiko keguguran dapat dikurangi.
- Meningkatkan Keberhasilan IVF: Tingkat keberhasilan IVF dapat meningkat secara signifikan ketika embrio yang sehat dipilih untuk diimplan.
- Menghindari Kelahiran Bayi dengan Kelainan Genetik: PGTA dapat membantu pasangan mencegah kelahiran bayi dengan kelainan kromosom yang serius.
Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung dengan PGTA
PGTA telah terbukti sangat efektif dalam meningkatkan tingkat keberhasilan bayi tabung. Dengan menggunakan teknologi ini, tingkat keberhasilan bisa meningkat hingga 70%.
Hal ini membuat prosedur bayi tabung menjadi pilihan yang lebih menarik bagi pasangan yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan keturunan.
Bagaimana Prosedur PGTA?
Prosedur PGTA melibatkan beberapa langkah penting:
- Pengambilan Sel Telur: Pertama, sel telur diambil dari wanita melalui proses IVF.
- Pembuahan: Sel telur yang diambil akan dibuahi dengan sperma dalam laboratorium untuk membentuk embrio.
- Biopsi Embrio: Ketika embrio mencapai tahap yang tepat, sebuah biopsi kecil dilakukan untuk mengambil beberapa sel dari embrio.
- Pengujian Genetik: Sel yang diambil dari embrio kemudian dites untuk mengidentifikasi kelainan kromosom.
- Pemilihan Embrio: Berdasarkan hasil pengujian genetik, embrio yang kromosomnya normal dipilih untuk diimplan ke rahim wanita.
- Implantasi Embrio: Embrio yang dipilih kemudian diimplan ke dalam rahim wanita untuk melanjutkan proses kehamilan.
Baca Juga: Peran Genomik & Bayi Tabung dalam Mewujudkan Anak Sehat
Berapa Biaya untuk Melakukan PGTA?
Biaya PGTA dapat bervariasi berdasarkan berbagai faktor, mulai dari jumlah embrio yang diuji hingga teknologi dan fasilitas dari laboratorium yang menyediakan layanan ini. Terkadang, pemeriksaan ini juga sudah termasuk dalam opsi paket layanan bayi tabung.
Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan staf penyedia layanan untuk mendapatkan perkiraan biaya yang akurat dan merencanakan proses PGTA dengan baik.
PGTA adalah suatu terobosan penting dalam bidang bayi tabung yang telah membantu banyak pasangan untuk memiliki anak sehat. Prosedur ini dapat mengidentifikasi kelainan kromosom pada embrio, mengurangi risiko keguguran, dan meningkatkan tingkat keberhasilan bayi tabung.
Jika Anda tertarik dengan pembahasan dr. Ivan Sini seputar kesuburan dan kehamilan lebih lanjut, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!
Sumber: