Ketika kita berpikir tentang perawatan kesuburan, kita membayangkan uji diagnostik yang canggih, obat-obat yang ampuh, dan prosedur teknologi tinggi lainnya. Memilih asupan makanan dan minuman untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan masih belum dianggap serius, padahal ini merupakan cara alami untuk menunjang kesuburan dan memperoleh pengalaman kehamilan.
Peran nutrisi dalam menunjang kesuburan dan menyokong kehamilan yang sehat sedang diteliti dengan serius dalam bidang sains. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pola makan dan diet memiliki peran jauh sebelum pembuahan terjadi, sedangkan banyak perempuan memulai pola makan sehat hanya ketika mereka hamil.
Menjaga berat badan
Asupan makanan dalam jumlah yang berlebih atau kurang telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesuburan. Berat badan berlebih atau kurang diketahui menyebabkan siklus ovulasi menjadi tidak teratur. Di tiap siklus ovulasi, sel telur yang akan dibuahi sel sperma dihasilkan, sehingga keteraturan siklus ini sangat berpengaruh terhadap kesuburan.
Berat badan berpengaruh terhadap siklus melalui produksi hormon estrogen, hormon yang berperan penting dalam siklus ini. Sel lemak ikut mengatur produksi hormon ini, sehingga bila kita memiliki berat badan yang kurang, produksi estrogen dapat menurun, dan bila berat badan berlebih, produksi menjadi terlalu banyak. Sehingga berat badan yang cukup dan sehat menjadi tujuan bagi kita agar siklus menjadi seimbang.
Makanan yang menunjang ovulasi
Bila berat badan sudah seimbang, perubahan kebiasaan pola makan dapat membantu meningkatkan kesuburan juga. Suatu studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, yang meneliti 18.000 perempuan selama 8 tahun untuk mengamati pengaruh diet terhadap kesuburan.
Studi tersebut menemukan bahwa, perempuan yang mengonsumsi makanan yang mengandung trans fat, protein hewani dan karbohidrat, lebih rentan terhadap gangguan ovulasi. Gangguan ovulasi menyebabkan infertilitas pada 20 persen perempuan yang mengalami kesulitan hamil. Peneliti menyimpulkan, mayoritas kasus ini mungkin dapat dicegah dengan menngatur diet dan pola hidup.
Perubahan diet yang dapat dilakukan, meliputi:
- Mengubah sumber protein: Dengan mengganti sebagian protein hewani, seperti ayam dan sapi, menjadi protein nabati, seperti kacang dan biji-bijian. Risiko infertilitas karena gangguan ovulasi menurun 50%, ketika 5% total asupan kalori berasal dari protein nabati.
- Suplemen vitamin: Perempuan yang secara teratur mengonsumsi suplemen zat besi dan multivitamin yang mengandung asam folat dapat menurunkan gangguan ovulasi.
- Kurangi asupan tanaman herbal: Beberapa tanaman herbal, seperti licorice, ginseng, dan ephedra harus dihindari dalam perawatan kesuburan atau kehamilan.
- Kesehatan sel sperma: Asupan vitamin C, E, zinc, dan asam folat meningkatkan kesehatan sel sperma. Kemampuan sel sperma untuk bergerak juga dirusak oleh rokok, alcohol, dan narkoba.
- Pertahankan jumlah cairan: Asupan air yang kurang, cairan serviks atau leher rahim menjadi kurang, sehingga pergerakan sperma menjadi ambat. Begitu juga dengan pria, agar cairan ejakulat dihasilkan cukup. Minumlah air yang cukup sehingga urin berwarna kuning muda.
- Kurangi kafein: Asupan kafein tinggi dapat mempengaruhi pembuahan, sehingga kopi dan teh dapat dikurangi. Selain itu, kafein juga menembus tali pusat dan dapat mempengaruhi perkembangan janin dan bahkan menyebabkan keguguran.