Farmakogenomik merupakan sebuah terobosan yang membuat pengobatan menjadi lebih efektif dan manjur. Sejarah pengobatan manusia telah berkembang pesat, dari zaman Hipocrates hingga sekarang ini kita sudah mengenal farmakogenomik.
Tidak semua orang memiliki respons yang sama terhadap obat-obatan. Beberapa orang mungkin merasa obat yang diminum tidak manjur atau merasa efek samping yang cukup berat.
Hal ini bisa terjadi karena mereka tidak mengonsumsi obat dengan dosis yang tepat.
Namun, tahukah Anda bahwa dengan bantuan ilmu farmakogenomik, kita dapat memahami bagaimana respons tubuh kita terhadap suatu pengobatan?
Baca Juga: Memahami Apa Itu Genomik dan Manfaatnya untuk Manusia
Apa itu Farmakogenomik? Apakah Beda dengan Farmakogenetik?
Jika kita berbicara mengenai farmakogenomik, hal ini tidak akan terlepas dari farmakogenetik.
Dilansir dari National Center of Biotechnology Information, farmakogenetik merupakan studi mengenai penyebab genetik dari perbedaan respons individu terhadap obat-obatan.
Sementara itu, farmakogenomik merupakan studi mengenai penyebab dari perbedaan respons pasien terhadap terapi pengobatan tertentu sebagai dampak simultan dari banyak mutasi dan interaksi antar gen di genom.
Studi ini menggabungkan beberapa disiplin ilmu, yang terdiri dari ilmu genetik, ilmu farmasi, ilmu kedokteran, biologi dan bioinformatik.
Tujuan dari studi ini adalah untuk memberikan pengobatan yang mempertimbangkan susunan genetik pasien, agar efektivitas pengobatan lebih tinggi dan efek sampingnya dapat diminimalkan.
Kini, peran farmakogenomik dalam dunia pengobatan semakin meningkat dan menjadi alat penting dalam pengembangan precision medicine.
Precision medicine merupakan suatu jenis pengobatan yang dirancang dengan presisi dan sesuai dengan kondisi pasien. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, cek artikel berikut “Precision Medicine, Solusi Tepat Sembuhkan Penyakit“.
Bagaimana Farmakogenomik Mempengaruhi Pengobatan?
Melalui farmakogenomik, kita bisa mengetahui bagaimana respons tubuh pasien terhadap suatu jenis obat.
Berikut beberapa hal yang membuat variasi gen manusia bisa menyebabkan perbedaan respons tubuh terhadap obat:
- Perbedaan dalam Metabolisme Obat
Kecepatan tubuh dalam mencerna suatu obat turut dipengaruhi oleh gen yang diwarisi masing-masing orang. Gen akan mempengaruhi metabolisme tubuh dalam mengubah obat menjadi suatu zat aktif yang dapat menimbulkan khasiat pada tubuh.
Sebagian orang terlahir dengan kecepatan metabolisme yang tinggi dalam mengubah obat menjadi zat aktif dibandingkan dengan kebanyakan orang. Oleh karenanya, mereka hanya perlu obat dengan dosis rendah untuk bisa merasakan efeknya.
Di sisi lain, ada juga orang terlahir dengan kecepatan metabolisme lebih rendah dari kebanyakan orang. Sehingga, mereka perlu obat dengan dosis lebih tinggi agar khasiatnya bisa dirasakan.
- Perbedaan dalam Efek Samping
Setiap orang juga dapat merespons obat dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin mengalami efek samping tertentu setelah mengonsumsi suatu obat, sementara yang lain tidak mengalami efek samping sama sekali.
Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik dari masing-masing individu. Misalnya, ada obat A yang menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang karena adanya varian genetik tertentu.
Sedangkan pada orang lain yang tidak memiliki varian genetik tersebut, obat A tidak akan menyebabkan efek samping yang sama.
- Perbedaan dalam Target Pengobatan
Di dalam tubuh kita, terdapat berbagai target atau sasaran yang diatur oleh genetika untuk obat-obatan tertentu. Artinya, genetika dapat mempengaruhi bagaimana tubuh kita merespons dan mengolah obat.
Misalnya, ada obat A yang dirancang untuk berinteraksi dengan target tertentu dalam sel tubuh untuk menyembuhkan penyakit.
Namun, jika genetika seseorang berbeda, maka target dalam sel tubuh tersebut mungkin berbeda-beda, sehingga efektivitas obat A pada setiap individu bisa beragam.
Contoh Penerapan Farmakogenomik
Mari kita lihat contoh penerapan farmakogenomik dalam dunia pengobatan. Salah satu contoh yang sering dijumpai adalah penggunaan obat penurun kolesterol.
Obat ini penting untuk mengurangi risiko penyakit jantung, stroke dan masalah kesehatan lainnya. Namun, jika obat ini tidak diberikan dengan dosis yang tepat, efektivitasnya dapat berkurang.
Studi ini dapat membantu mengidentifikasi obat penurun kolesterol yang paling sesuai dengan profil genomik pasien.
Dengan demikian, pasien bisa menerima pengobatan yang efektif dan menerima efek samping yang minimal. Terlebih jika obat perlu diminum dalam jangka panjang.
Farmakogenomik juga memainkan peran krusial dalam pengobatan kanker. Dengan mengidentifikasi jenis obat atau perawatan yang paling cocok untuk tipe kanker tertentu, efektivitas pengobatan akan meningkat dan angka kesembuhan dapat ditingkatkan.
Temukan Pengobatan Efektif dan Manjur dengan Genomik
Itulah penjelasan singkat mengenai farmakogenomik dan perannya dalam pengobatan pasien.
Farmakogenomik membuka pintu baru menuju pengobatan yang lebih tepat dan efektif. Dengan memahami peran genetika dalam respons individu terhadap obat-obatan, pasien bisa mendapat perawatan yang sesuai dengan profil genomiknya.
Hal ini akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memastikan bahwa setiap pasien menerima perawatan yang sesuai dengan kebutuhan genomiknya.
Jika Anda tertarik untuk mengenal genomik lebih lanjut, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!
Terakhir diperbarui pada: 24 Agustus 2023
Telah ditinjau oleh: dr. Muliawan Yoeko