Hindari bahan-bahan yang bisa menyebabkan cacat lahir berikut

Kehamilan Tidak Normal dan Cara Menanganinya

Kecacatan lahir, atau disebut juga defek kongenital sudah menjadi risiko pada tiap kehamilan ibu. Sekitar 2-3% bayi yang terlahir memiliki kelainan bawaan yang terdeteksi saat kelahiran, dan seiring berjalannya pertumbuhan dan perkembangan bayi, makin makin banyak bayi-bayi yang terdeteksi dengan kelainan bawaan. Bahan teratogenik adalah bahan yang meningkatkan risiko terjadinya kelainan tersebut, bila terpapar pada janin dalam jumlah yang mencukupi.

Sebagian besar kelainan ini tidak memiliki sebab yang jelas, dan kelainan yang diketahui penyebabnya pun, lebih banyak disebabkan faktor genetik, daripada karena obat. Walaupun demikian, penggunaan obat pada kehamilan tetap menjadi hal yang mengkhawatirkan, dikarenakan sebagian besar ibu hamil menerima obat saat pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. Diperkirakan 70% ibu hamil mengonsumsi obat pada tiga bulan kehamilan pertama.

Akan tetapi, dalam kondisi-kondisi khusus, seperti kejang dan tekanan darah tinggi, efek terapetik obat jauh lebih menguntungkan dalam mengatasi kondisi medic yang diderita ibu saat kehamilan, untuk menjamin kehamilan yang sehat, sehingga konsumsi obat ini tidak perlu dihindari dan dosis obat dapat diatur secara aman bersama dokter.

Bahan teratogenik mengganggu proses perkembangan janin, yang berakhir menyebabkan perkembangan sel abnormal, penyimpangan pertumbuhan jaringan janin, ataupun kematian sel. Karena proses abnormal ini dapat terjadi pada berbagai jenis sel dan jaringan, bahan teratogen dapat menimbulkan dampak yang beragam, dan karena beberapa bahan mengganggu proses perkembangan yang sama pada janin, dampak yang ditimbulkan pun dapat serupa.

Defek yang timbul pada bayi terjadi karena interaksi berbagai faktor-faktor, sehingga tidak semua bayi yang terpapar terhadap bahan teratogen terlahir abnormal. Faktor pertama adalah faktor genetik dari janin yang terpapar bahan. Bila bayi memiliki gen yang tidak mampu menghasilkan enzim yang berfungsi memetabolisme obat, maka obat dapat hanya diproses sebagian, dan menghasilkan bahan oksidatif radikal yang dapat terkumpul dalam jaringan bayi.

Bahan oksidatif radikal ini memiliki efek memicu kanker, mutasi, dan toksik. Faktor kedua adalah metabolism asam folat. Beberapa obat, terutama obat anti-kejang mengganggu proses metabolisme asam folat, yang berperan penting dalam produksi protein, lemak, dan myelin, yang kerap menyebabkan penyakit seperti, spina bifida, defek jantung, dan bibir sumbing.

Berikut ini adalah bahan dan obat-obatan yang telah diketahui menimbulkan defek pada janin.

  • Alcohol
  • Rokok
  • Amfetamin, kokain, heroin
  • Obat anti-kejang
  • Obat tekanan darah tinggi (ACE inhibitors, angiotensin-receptor blocker)
  • Obat anti-jamur
  • Obat anti-radang
  • Antibiotika, seperti aminoglikosida, kloramfenikol, nitrofurantoin, sulfonamide, dan tetracycline
  • Obat anti-kanker
  • Antivirus
  • Hormon seks
  • Imunosupresan
  • Radioiodine
  • Timbal
  • Mercury
  • Obat anti-psikosis
  • Thalidomide dan lenalidomide
  • Warfarin
  • Retinoin

Recent Posts

Perbincangan mengenai saran pengobatan GERD tanpa obat

Tips untuk Mengatasi GERD Tanpa Obat-obatan

Pada artikel-artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang gastroesophageal reflux disease (GERD). Gangguan pencernaan ini menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti mual hingga sensasi panas di kerongkongan. Kali ini, dr.…
Read more >
Tips Menghidari Serangan GERD

Tips Mencegah Serangan GERD Kambuh

Pada artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang pengalaman pasien GERD, penyebab hingga gejalanya. Kali ini, kita akan membahas tentang apa saja tips untuk mencegah serangan GERD kambuh berdasarkan pengalaman…
Read more >
Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Dari artikel-artikel sebelumnya, kita sudah membahas banyak mengenai GERD, mulai dari gejala awal, penyebab, hingga pengalaman dari pasien yang sudah lama mengalami GERD. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus dilakukan…
Read more >