Sebelumnya kita sudah membahas mengenai apa itu business model canvas (BMC) dan manfaatnya untuk dokter. Salah satu komponen utama yang menjadi fokus dalam BMC adalah value proposition.
Lalu, apa itu value proposition? Bagaimana sudut pandang dokter terhadap komponen ini? Dan bagaimana cara membuatnya?
Yuk langsung kita bahas!
Apa Itu Value Proposition?
Istilah value proposition diyakini pertama kali muncul pada sebuah makalah penelitian yang ditulis McKinsey & Co. pada tahun 1988. Dilansir dari Investopedia, value proposition merupakan pernyataan singkat mengenai manfaat yang diberikan perusahaan kepada pelanggan yang membeli produk atau jasanya.
Value proposition akan menjadi alasan pelanggan untuk memilih produk atau layanan Anda dibandingkan kompetitor. Untuk bisa membuatnya, Anda perlu mengurangi atau menyelesaikan masalah pelanggan (pain point), atau menambah keuntungan yang didapatkan pelanggan (gain).
Beberapa value proposition mungkin bersifat inovatif atau revolusioner. Tapi ada juga yang mirip dengan penawaran yang sudah ada, namun menambahkan fitur dan atribut tambahan.
Bagaimana Jika Dilihat dari Sudut Pandang Dokter
Pertanyaannya adalah “sebagai dokter, apa value proposition yang ditawarkan kepada pasien?”
Banyak dokter yang beranggapan bahwa solusi yang diharapkan pasien hanyalah tindakan pengobatan dalam bentuk resep atau obat. Namun, nyatanya ada juga pasien yang bisa sembuh hanya dengan bertemu dokter, bahkan sebelum dokter memberikan obat.
Jadi, value proposition yang bisa ditawarkan oleh seorang dokter bukan hanya layanan kesehatannya saja, namun Anda juga bisa menambahkan atribut-atribut lain yang menyertainya.
Misalnya kita ambil contoh dokter kandungan. Memang layanan utama yang diperlukan oleh pasien adalah kontrol kesehatan bayi dan ibu hamil.
Namun, ada atribut lain yang bisa saja diharapkan pasien dan bisa menambah kepuasan. Misalnya saja keramahan dokter saat memberikan konsultasi, kesempatan untuk melihat wajah bayi melalui USG, dan lain sebagainya.
Cara Mengidentifikasi Value Proposition
Untuk bisa menemukan value proposition yang tepat, Anda perlu mengevaluasi hal apa saja yang pasien butuhkan. Pada tahap ini, Anda perlu paham bahwa terkadang pasien sendiri tidak menyadari apa yang sebenarnya mereka inginkan.
Meski demikian, jika Anda bisa memenuhi harapan pasien (yang mungkin saja tidak mereka sadari), maka tingkat kepuasan pasien akan meningkat dan layanan Anda memiliki nilai lebih di mata pasien.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa untuk bisa membuat value proposition, Anda perlu memahami dan mengenal pasien dengan baik. Untuk itu, Anda perlu memperjelas hal-hal berikut:
- Segmen pasien seperti apa yang cocok dengan layanan Anda?
- Apa permasalahan utama yang dimiliki oleh segmen pasien tersebut?
- Bagaimana layanan Anda bisa menyelesaikan masalah pasien dengan baik?
Untuk memulainya, Anda bisa awali dari hal yang sederhana, yaitu mendengarkan keluhan dan cerita dari pasien. Anda juga bisa bertanya ke perawat atau bahkan petugas kasir mengenai apa yang sering dibicarakan pasien. Karena mungkin saja pasien lebih terbuka ketika berbincang dengan mereka.
Jika Anda jeli, Anda bisa menemukan apa saja keluhan atau masalah yang dialami pasien, hingga apa yang sebenarnya mereka inginkan. Dari sini, Anda bisa menghubungkannya dengan layanan yang bisa Anda tawarkan.
Langkah-langkah di atas memang memerlukan kreativitas dan inovasi, namun jangan hanya terpaku pada kedua hal tersebut. Anda juga perlu memastikan bahwa solusi yang Anda berikan bukan hanya unik, namun memang benar-benar dibutuhkan oleh pasien.
Elemen Value Proposition
Untuk bisa bersaing dengan kompetitor, Anda membutuhkan elemen yang membuat layanan yang Anda tawarkan lebih baik daripada layanan dari kompetitor.
Dalam sudut pandang bisnis, ada beberapa elemen yang bisa mendukung value proposition dan bisa Anda gunakan, yaitu:
- Newness: Memberikan nilai dengan menawarkan solusi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya produk handphone yang menggeser kebutuhan orang terhadap telepon rumah.
- Performance: Meningkatkan performa produk atau layanan. Misalnya saja laptop gaming yang mempunyai mesin lebih kuat, penyimpanan lebih besar, hingga grafis yang lebih bagus.
- Customization: Menyesuaikan produk atau layanan yang sudah banyak digunakan tapi perlu dimodifikasi untuk kebutuhan khusus dari segmen pelanggan tertentu.
- “Getting the job done”: Bisa membantu pelanggan menyelesaikan tugas tertentu yang perlu diselesaikan. Misalnya saja Rolls-Royce yang tidak hanya memproduksi mesin jet, tapi juga membantu maskapai penerbangan untuk merawat mesin jetnya.
- Desain: Memiliki desain yang baik, terutama untuk produk yang berkaitan dengan industri mode atau elektronik.
- Merek/status: Meningkatkan status pelanggan yang menggunakan merek Anda. Misalnya seperti jam tangan rolex yang menjadi simbol kemewahan.
- Harga: Menawarkan produk atau layanan dengan harga yang lebih murah merupakan strategi yang umum dilakukan jika target pelanggan Anda sensitif dengan harga.
- Pengurangan Biaya: Membantu pelanggan mengurangi biaya operasional dengan menggunakan produk atau layanan Anda.
- Pengurangan Risiko: Mengurangi risiko yang perlu ditanggung oleh pelanggan. Umumnya nilai ini diberikan dalam bentuk garansi.
- Aksesibilitas: Menawarkan produk atau layanan yang sebelumnya sulit untuk diakses atau didapatkan oleh pelanggan. Umumnya nilai ini bisa dicapai dengan inovasi model bisnis atau teknologi baru.
- Kenyamanan & Kemudahan Penggunaan: Memberikan produk atau layanan yang lebih nyaman dan lebih mudah untuk didapatkan dan digunakan oleh pelanggan.
Baca Juga: Tips Menjadi Dokter Sukses dengan Framework Bisnis
Pentingnya Memahami Apa yang Diinginkan Pelanggan
Value proposition adalah komponen penting dalam menciptakan strategi bisnis yang efektif, termasuk untuk dokter. Untuk bisa menciptakannya dengan baik, Anda perlu memahami karakteristik dan masalah yang dihadapi oleh pelanggan atau pasien.
Pada artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut hal-hal yang perlu Anda pahami mengenai pelanggan atau customer.
Jika Anda tertarik untuk mempelajari entrepreneurship dari sudut pandang dokter, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!