Mengenal Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)

Mengenal Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)

Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT) merupakan sebuah modifikasi dari prosedur program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).

Prosedur ini dinilai memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibanding program bayi tabung. Namun, apakah benar demikian?

Walaupun prosedurnya mirip, ZIFT memiliki perbedaan dengan bayi tabung, seperti misalnya transfer embrio yang dilakukan langsung ke tuba falopi, bukan ke rahim.

Oleh karenanya, prosedur ini juga dikenal sebagai Tubal Embryo Transfer (TET).

Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih jauh tentang ZIFT dan perbedaannya dengan bayi tabung.

Baca Juga: Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT): Definisi & Prosedur

Pengertian Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)

Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT ) adalah salah satu program kehamilan berbantu yang mirip dengan in vitro fertilization (IVF), namun embrio akan ditransfer ke tuba falopi secara langsung.

Untuk memahami cara kerja ZIFT, berikut perbandingan proses terjadinya kehamilan secara alami, dengan IVF, dan dengan ZIFT:

Proses Alami:

Pada proses kehamilan alami, pembuahan sel telur oleh sperma akan terjadi di saluran tuba falopi, dan kemudian akan membentuk zigot dalam 24 jam.

Setelah itu, zigot akan bergerak ke rahim untuk berkembang menjadi embrio dan menempel pada dinding rahim.

Proses IVF:

Pada IVF, sel telur oleh sperma akan dipertemukan di laboratorium dan ditunggu selama 3 hari hingga menjadi embrio.

Embrio inilah yang akan ditransfer ke dalam rahim dan nantinya akan menempel pada dinding rahim.

Proses ZIFT:

Sedangkan pada ZIFT, sel telur dan sperma akan dipertemukan di laboratorium, namun akan ditransfer dalam 24 jam. Saat itu, sel telur baru memasuki tahap zigot dan akan ditransfer ke tuba falopi.

Di tuba falopi, zigot akan secara alami bergerak ke rahim, dan nantinya akan menempel pada dinding rahim setelah menjadi embrio.

Dengan ZIFT, proses kehamilan dapat terjadi secara lebih alami dibandingkan dengan prosedur IVF konvensional. Proses perpindahan dari tuba falopi ke rahim yang lebih alami dinilai dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Tingkat keberhasilan ZIFT dinilai lebih tinggi, terutama untuk pasangan yang sudah pernah menjalani IVF namun gagal. Oleh karena itu, ZIFT umumnya lebih disarankan untuk orang yang sudah pernah menjalani IVF.

Baca Juga: Transfer Embrio dalam Bayi Tabung, Jenis hingga Prosedur

Siapa yang Membutuhkan Prosedur Ini?

Untuk mengetahui apakah Anda adalah kandidat yang pas menerima prosedur ini, pastikan pahami dulu beberapa kondisi yang membuat seseorang disarankan menjalankan ZIFT, contohnya yaitu:

Tidak semua pasangan yang memiliki masalah kesuburan akan langsung disarankan untuk menjalani ZIFT.

Secara umum, pasien yang disarankan menjalani ZIFT sama seperti pasien yang disarankan untuk menjalani IVF, namun ada beberapa kondisi tambahan, yaitu:

  • Sudah pernah menjalani program bayi tabung atau inseminasi intrauterin namun gagal.
  • Adanya kendala yang menyebabkan program bayi tabung tidak bisa dilakukan.
  • Rahim tidak mengalami perlengketan intrauterin serius.
  • Memiliki setidaknya satu saluran tuba falopi yang tidak tersumbat atau rusak.
  • Sel sperma mampu berenang menembus dinding sel telur.

Prosedur Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)

Untuk melakukan ZIFT, prosedur yang diperlukan mirip dengan prosedur bayi tabung walaupun ada perbedaannya.

Berikut urutan prosedur dari ZIFT:

  1. Calon ibu akan diberi injeksi khusus untuk merangsang produksi sel telur yang lebih banyak.
  2. Sel telur yang sudah matang akan diambil dan indung dan dikumpulkan dengan prosedur aspirasi.
  3. Mencampurkan sel telur dengan sperma berkualitas agar terjadi pembuahan.
  4. Sel telur yang berhasil dibuahi segera ditransfer ke dalam tubuh calon ibu dalam waktu 24 jam.
  5. Berikutnya, sel telur tersebut ditransfer menggunakan metode laparoskopi ke dalam tuba falopi melalui kateter.
  6. Calon ibu akan diminta untuk berkonsultasi secara rutin supaya dokter dapat memeriksa tanda-tanda kehamilan yang menandakan prosedur ZIFT berhasil.

Secara umum, perbedaan prosedur antara ZIFT dan IVF hanyalah pada pemilihan waktu dan lokasi transfer.

Persamaan dan Perbedaan ZIFT dengan IVF

Meski sama-sama melakukan proses pembuahan di luar tubuh, prosedur IVF dan ZIFT memiliki perbedaan dari beberapa aspek.

Berikut beberapa persamaan dan perbedaannya:

  • Keduanya sama-sama bisa memilih zigot/embrio berkualitas terbaik untuk implantasi.
  • Pembuahan sel telur oleh sperma sama-sama terjadi di laboratorium.
  • Pada ZIFT, sel telur yang sudah dibuahi akan ditransfer ke tuba falopi, sedangkan pada IVF ditransfer ke rahim.
  • Proses transfer zigot pada ZIFT memerlukan tambahan prosedur bedah laparoskopi, sedangkan IVF tidak.
  • Pada ZIFT, sel telur yang dibuahi akan ditransfer dalam 24 jam, sedangkan pada IVF dalam 3 hari.

Baca Juga: Apa Itu Metode ICSI dan IMSI dalam Bayi Tabung?

Masalah kesuburan dapat terjadi pada semua pasangan. Meski demikian, sekarang sudah ada banyak program kehamilan berbantu yang dapat menjadi solusi untuk pasangan.

Anda bisa berkonsultasi dengan dokter ahli untuk mendapatkan saran program kehamilan yang sesuai untuk Anda dan pasangan.

Jika Anda tertarik dengan pembahasan dr. Ivan Sini seputar kesuburan dan kehamilan lebih lanjut, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!

 

Sumber:

American Pregnancy Association, diakses pada November 2023, Zygote Intrafallopian Transfer – ZIFT

USC Fertility, diakses pada November 2023, Why ZIFT May Work When Standard IVF Fails

Image by Freepik

Recent Posts

Perbincangan mengenai saran pengobatan GERD tanpa obat

Tips untuk Mengatasi GERD Tanpa Obat-obatan

Pada artikel-artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang gastroesophageal reflux disease (GERD). Gangguan pencernaan ini menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti mual hingga sensasi panas di kerongkongan. Kali ini, dr.…
Read more >
Tips Menghidari Serangan GERD

Tips Mencegah Serangan GERD Kambuh

Pada artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang pengalaman pasien GERD, penyebab hingga gejalanya. Kali ini, kita akan membahas tentang apa saja tips untuk mencegah serangan GERD kambuh berdasarkan pengalaman…
Read more >
Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Dari artikel-artikel sebelumnya, kita sudah membahas banyak mengenai GERD, mulai dari gejala awal, penyebab, hingga pengalaman dari pasien yang sudah lama mengalami GERD. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus dilakukan…
Read more >