Setiap wanita pasti akan mengalami perubahan siklus reproduksi di masa tua mendatang. Perubahan yang dimaksudkan adalah menopause.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang apa itu menopause dan gejalanya.
Apa itu Menopause?
Pengertian dari menopause itu sendiri adalah berhentinya siklus atau periode menstruasi selama 12 bulan. Kondisi ini juga seringkali digambarkan sebagai ovarium yang telah kehilangan fungsi reproduksinya.
Pada umumnya kondisi ini akan terjadi pada wanita di rentang usia 45 dan 55 tahun.
Dalam beberapa kasus tertentu, wanita bisa mengalami kondisi ini di usia yang lebih awal yakni sekitar usia 30-an. Keadaan yang terjadi pada usia tersebut disebut dengan menopause dini.
Apa Saja Dampaknya bagi Wanita?
Dengan terjadinya menopause dapat dikatakan fungsi ovariumnya telah berhenti dan sudah tidak dapat hamil lagi.
Ovarium atau indung telur merupakan sumber utama dari hormone wanita.
Hal ini termasuk semua hormone wanita yang berkaitan dengan perkembangan karakteristik wanita seperti bentuk tubuh, payudara, rambut, serta hormone yang mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.
Jika ovarium telah berhenti melepaskan telur setiap bulannya serta menstruasi bulanan telah berhenti, maka dapat dikatakan bahwa anda sudah memasuki tahap menopause.
Tahap-Tahap Meopause dan Gejalanya
Terdapat 3 tahap terjadinya menopause pada wanita, yakni:
1. Pra-menopause
Pada tahap ini anda akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Namun pada tahap ini, anda masih memiliki kemungkinan untuk dapat hamil.
2. Menopause
Tahap ini adalah tahap akhir dari menstruasi anda. Di tahap menopause ini anda dapat mendeteksi gejala – gejala yang terjadi adalah:
a. Gangguan Fungsi Menstruasi
Diagnosis pastinya yaitu tidak menstruasi selama 6 bulan sampai 1 tahun. Meskipun ada yang mengeluhkan perdarahan pervagina setelah 1 tahun berhenti menstruasi yang mencerminkan folikel ovarium yang beraktivitas kembali.
Tapi hati-hati bila terjadi perdarahan pervagina setelah menopause pada wanita yang lebih tua. Kemungkinan adanya penyakit di kandungan.
Dengan menurunnya fungsi menstruasi, maka akan timbul gejala-gejala lain seperti nyeri pada payudara, perut kembung, bengkak, sakit kepala dan gangguan emosi yang berhubungan dengan siklus akan berkurang.
Ini menandakan penurunan sekresi hormone ovarium, rahim dan indung telur akan mengecil, vagina akan mongering sehingga menyebabkan dyspareunia (rasa sakit saat atau sesudah menjalani hubungan suami istri).
b. Penurunan Kadar Hormon Estrogen
Penurunan kadar homron esterogen akan menyebabkan mengecilnya organ, sehingga terjadi peningkatan infeksi saluran kemih, dengan gejala:
- Dorongan berkemih secara tiba-tiba
- Tidak mampu mengontrol keinginan untuk berkemi
- Sering berkemih tanpa disertai nanah dalam urin atau nyeri saat berkemih.
c. Perubahan pada Payudara
Terjadi perubahan pada payudara yang ditandai dengan penurunan ukuran payudara.
d. Hot flushes atau flashes
Berupa rasa panas tiba-tiba di daerah muka, leher dan dada, diikuti oleh berkeringat di seluruh tubuh, kadang-kadang jantung berdebar-debar. Dan gejala yang lebih jarang terjadi termasuk lemas, kelelahan, jatuh pingsan, dan vertigo.
Durasi hot flushes sekitar 4 – 10 menit, dengan frekuensi bervariasi dari 1 – 2 kali setiap jam sampai 1 – 2 kali dalam seminggu.
e. Osteoporosis
Kondisi ini ditandai dengan penurunan kualitas kepadatan tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan berisiko terjadi patah tulang.
Meskipun hal ini terjadi karena faktor usia, tapi pada wanita menopause, osteoporosis akan dipercepat karena menghilangnya fungsi ovarium.
f. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Pada saat sebelum menopause, Estrogen mungkin melindungi dari penyakit koroner.
Setelah kondisi ini terjadi, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada wanita akan meningkat secara progresif dan di usia 70 tahun risikonya akan sama dengan kaum pria.
g. Kulit dan Rambut
Dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan pada kulit yang secara umum akan menipis dan disertai hilangnya keelastisan, yang menyebabkan kerut-kerut.Kemungkinan estrogen mempunyai pengaruh terhadap kulit.
Setelah menopause, akan tampak perubahan pola rambut di tubuh, akan berkurang di daerah pubis dan ketiak.Kadang-kadang bisa terjadi kebotakan.
Semua perubahan ini terjadi karena penurunan hormone estrogen.
h. Perubahan Fisiologis
Beberapa laporan menunjukkan gejala-gejala ringan pada awal menopause seperti mudah marah, dysophoria (kebalikan dari euphoria, suatu keadaan tidak senang), dan gugup.
i. Hormone estrogen yang berlebihan
Tidak semua wanita post-menopause akan mengalami gejala-gejalanya. Pada beberapa orang tidak terjadi gejala apa-apa, dan pada beberapa akan mengalami gejala berikut:
- Perdarahan dari rahim
- Nyeri payudara
- Perut kembung
- Pertumbuhan myoma
- Pertumbuhan kembali endometriosis.
Anda juga harus hati-hati apabila terjadi perdarahan karena bisa disebabkan adanya hyperplasia endometrium (penebalan dinding rahaim) atau kanker.
j. Gejala lain-lain
Munculnya gejala yang berhubungan dengan perubahan kelenjar endokrin pada kondisi postmenopause. Gejalanya adalah sebagai berikut:
- Ketidakstabilan sistem saraf otonom, adalah paresthesia (rasa seperti terbakar, baal, geli dan gatal)
- pusing
- tinnitus (telinga berdenging)
- pingsan
- scotoma (gangguan penglihatan parsial)
- sesak nafas.
3. Pasca-menopause
Pasca menopause merupakan kondisi di mana Anda tidak mendapatkan menstruasi lagi setelah setahun. Dengan perubahan siklus reproduksi seperti ini, penting untuk anda berkonsultasi mengenai hal ini dengan dokter kepercayaan anda.
Penyebab Terjadinya Menopause Dini
Menopause merupakan kondisi alamiah yang akan dialami oleh wanita. Tetapi, terjadinya hal ini secara dini juga dapat dipicu oleh beberapa akibat, seperti:
• Operasi pengangkatan indung telur ( ovarium ). Melakukan operasi pengangkatan indung telur mengakibatkan seseorang tidak lagi mengalami tahap pra-menopause dan selanjutnya, melainkan langsung ke dalam tahapan menopause. Setelah operasi pengangkatan ovarium, gejala – gejalanya akan terjadi.
• Radiasi kemoterapi kanker. Radiasi dari kemoterapi dapat mengakibatkan menopause jika dilakukan pada wanita yang sedang berovulasi. Gejalanya tidak langsung terjadi saat sesudah kemoterapi berlangsung, akan tetapi dapat berefek pada beberapa bulan kemudian setelah proses kemoterapi.
• Premature ovarian failure. Lebih dikenal dengan sebutan menopause dini. Kondisi seperti ini memang mungkin terjadi dan hanya sekitar 1% wanita yang akan mengalaminya.
Penyebab dari terjadinya kondisi ini dini memang tidak diketahui secara pasti, akan tetapi kemungkinan besar terkait oleh faktor genetik.
Tidak hanya faktor pembedahan saja, kondisi ini bisa terjadi diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat. Seperti merokok, konsumsi junk food, alkohol, dan lain sebagainya.
Untuk itu beberapa hal penting untuk mencegah terjadinya menopause dini dapat dengan melakukan gaya hidup sehat.
Olahraga teratur, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, tidak merokok, menjaga berat badan dapat menjadi acuan hidup sehat dalam mencegah menopause dini.
Jika Anda membutuhkan edukasi seputar kehamilan dan kesehatan wanita, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!