Merokok & Kualitas Sperma

“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.” Begitulah bentuk peringatan yang berada pada setiap kemasan produk rokok. Tertulis dengan jelas bahwa merokok dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan janin. Akan tetapi banyak orang beranggapan bahwa kalimat “merokok dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan janin” semata – mata dikhususkan untuk kaum hawa. Pada kenyataannya, faktor kehamilan berasal dari dua pihak yakni kaum adam dan kaum hawa. Sehingga perlu disadari bahwa kaum pria pun menjadi faktor penentu kehamilan bagi setiap pasangan.

Mungkin masih banyak orang yang tidak paham mengenai hubungan merokok dan gangguan kehamilan yang dikaitkan dengan pria. Penting untuk diketahui bahwa merokok dapat menyebabkan ketidak suburan pada pria yang menjadi salah satu faktor bentuk dari gangguan kehamilan yang dimaksud. Lebih jelasnya, merokok dapat membuat sperma kurang mampu dalam membuahi sel telur dan membuat embrio yang telah dibuat kurang mampu untuk bertahan hidup.

Sel sperma manusia normalnya memiliki dua zat penting yang tinggi protein yang disebut dengan protamine 1 dan protamine 2, serta jumlah keduanya seimbang. Namun pada sperma perokok kadar antara protamine 1 dan protamine 2 tidak seimbang dimana jumlah protamine 2 menjadi lebih sedikit dan kondisi tersebut berpotensi membuat kerusakan pada DNA. Sehingga jika hal itu terjadi terdapat dua kemungkinan yang akan timbul, yakni sperma tidak mampu melakukan pembuahan dan ataupun jika berhasil terdapat potensi rentan keguguran yang cukup tinggi.

Bahan – bahan kimia seperti tar dan nikotin yang terdapat dalam rokok mampu masuk ke dalam aliran darah tubuh kita, sehingga bahan – bahan kimia tersebut juga masuk ke air mani yang kemudian memengaruhi kualitas dari sperma itu sendiri. Kebiasaan merokok menyebabkan menurunnya kemampuan melawan zat – zat radikal bebas yang akan masuk ke dalam air mani. Sehingga, konsentrasi radikal bebas yang terdapat pada air mani perokok dapat dikatakan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak merokok. Selain itu, kandungan nikotin juga memengaruhi morfologi dari sperma dan juga jumlah sperma yang di produksi.

Secara garis besar, gaya hidup merokok memberikan dampak yang negatif terkait dengan kasus reproduksi. Khususnya pada pria, dimana merokok dapat menyebabkan volume sel sperma yang dihasilkan menjadi menurun atau lebih rendah dibandingkan yang tidak merokok. Tidak hanya itu, merokok juga mengakibatkan motilitas dari sperma menjadi menurun serta kelangsungan hidup dari sperma tersebut menjadi lebih rentan dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

Dengan demikian, bagi setiap pasangan yang berorientasi untuk segera memiliki buah hati, sangat disarankan untuk menjalankan gaya hidup sehat. Hindari atau sebaiknya berhenti dari kebiasaan merokok untuk meminimalisir gangguan kehamilan baik wanita maupun pria terkait dengan proses reproduksi dan tingkat kesuburan dari kedua belah pihak. Tidak hanya itu, dengan membiasakan diri tidak merokok juga dapat memberikan dampak positif untuk kesehatan tubuh lainnya.

Written by: dr. Ivan Sini, SpOG

 

Recent Posts

Perbincangan mengenai saran pengobatan GERD tanpa obat

Tips untuk Mengatasi GERD Tanpa Obat-obatan

Pada artikel-artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang gastroesophageal reflux disease (GERD). Gangguan pencernaan ini menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti mual hingga sensasi panas di kerongkongan. Kali ini, dr.…
Read more >
Tips Menghidari Serangan GERD

Tips Mencegah Serangan GERD Kambuh

Pada artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang pengalaman pasien GERD, penyebab hingga gejalanya. Kali ini, kita akan membahas tentang apa saja tips untuk mencegah serangan GERD kambuh berdasarkan pengalaman…
Read more >
Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Dari artikel-artikel sebelumnya, kita sudah membahas banyak mengenai GERD, mulai dari gejala awal, penyebab, hingga pengalaman dari pasien yang sudah lama mengalami GERD. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus dilakukan…
Read more >