Pendarahan Setelah Trimester Pertama, Perlukah Bunda Khawatir?

Pendarahan Setelah Trimester Pertama, Perlukah Bunda Khawatir?

Meskipun pendarahan bisa jadi pertanda terjadinya keguguran dalam kandungan, pendarahan memanglah hal yang bisa dibilang umum saat Bunda memasuki trimester kedua atau bulan ke-empat kehamilan. Umumnya, pendarahan yang terjadi di trimester kedua dan ketiga disebabkan oleh peradangan di sekitar kelamin atau rahim yang masih tidak beresiko dan masih bisa diatasi.

Meski begitu, segala jenis pendarahan yang dialami ibu hamil setelah trimester pertama sepatutnya tidak dibiarkan begitu saja dan harus diperiksa secara medis. Jika Bunda mengalami pendarahan ringan selama beberapa jam, Bunda bisa menghubungi dokter di hari tersebut. Namun lain halnya jika Bunda mengalami pendarahan yang berlangsung selama berjam-jam dan disertai rasa nyeri, keram, demam dan kontraksi; Bunda harus menghubungi dokter Bunda segera.

Selain peradangan rahim atau kelamin, pendarahan yang datang secara tiba-tiba dan terasa janggal bisa juga menjadi pertanda bayi lahir prematur atau permasalahan pada tali pusar, meskipun hal ini jarang terjadi.

Jika pendarahan terjadi di dekat tanggal kelahiran, ibu hamil bisa saja harus melakukan persalinan lebih awal dari yang Bunda perkirakan. Pertanda umum dari persalinan lebih awal yang biasanya terjadi di minggu-minggu terakhir kehamilan adalah munculnya lendir kental yang disertai darah. Saat ini terjadi, Bunda bisa mengalami tekanan di perut atau pinggul, sakit punggung, keram dan penegangan dalam perut. Hal-hal tersebut merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi sekitar tiga minggu sebelum tanggal kelahiran.

Namun jika hal-hal tersebut terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, hal tersebut bisa jadi pertanda dari kelahiran prematur dan Bunda harus segera menghubungi dokter Bunda disaat pendarahan terjadi. Faktanya, hampir 10 persen kelahiran pada umumnya merupakan kelahiran prematur.

Juga ada penyebab lain dari pendarahan ringan setelah trimester pertama, yaitu peradangan atau pertumbuhan pada serviks. Terkadang, hubungan intim dapat menyebabkan terjadinya pendarahan pada serviks. Pendarahan ringan tersebut biasanya berhenti dengan sendirinya.

Pendarahan berat pada umumnya disebabkan oleh permasalahan pada plasenta atau tali pusar, yaitu abrupsi plasenta atau plasenta previa:

Abrupsi plasenta adalah kejadian dimana tali pusar terlepas atau terputus dari dinding rahim sebelum atau disaat proses persalinan. Hal ini terjadi pada 12 minggu terakhir dari kehamilan dan bisa menyebabkan rasa sakit di perut. Seperti diketahui bersama, tali pusar merupakan saluran dimana bayi Bunda bisa mendapatkan makanan dan nutrisi, sehingga jika Bunda mengalami hal ini, bayi Bunda akan menerima sangat sedikit oksigen dan nutrisi, sehingga harus segera diatasi. Abrupsi plasenta hanya terjadi sebanyak 1 persen dari total kehamilan, sehingga Bunda bisa pertimbangkan untuk konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala diatas.

Placenta previa adalah kejadian dimana plasenta menutupi serviks pada bagian bawah uterus, baik sebagian maupun sepenuhnya. Gejala utamanya adalah pendarahan berat, namun seringkali disertai tanpa rasa sakit. Kondisi ini perlu diatasi oleh tenaga ahli medis.

Kesimpulannya, pendarahan pada vagina bisa datang dengan dan tanpa rasa sakit. Jika Bunda mengalami pendarahan di trimester kedua atau ketiga kehamilan, jangan ragu untuk langsung menghubungi tenaga medis ahli yang bisa membantu mengatasi kondisi tersebut.

Recent Posts

Perbincangan mengenai saran pengobatan GERD tanpa obat

Tips untuk Mengatasi GERD Tanpa Obat-obatan

Pada artikel-artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang gastroesophageal reflux disease (GERD). Gangguan pencernaan ini menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti mual hingga sensasi panas di kerongkongan. Kali ini, dr.…
Read more >
Tips Menghidari Serangan GERD

Tips Mencegah Serangan GERD Kambuh

Pada artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang pengalaman pasien GERD, penyebab hingga gejalanya. Kali ini, kita akan membahas tentang apa saja tips untuk mencegah serangan GERD kambuh berdasarkan pengalaman…
Read more >
Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Dari artikel-artikel sebelumnya, kita sudah membahas banyak mengenai GERD, mulai dari gejala awal, penyebab, hingga pengalaman dari pasien yang sudah lama mengalami GERD. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus dilakukan…
Read more >