Prosedur IVF Lengkap, Persiapan sampai Kehamilan

Persiapan dan Prosedur IVF Bayi Tabung

In Vitro Fertilisation (IVF) atau bayi tabung merupakan salah satu jenis program kehamilan berbantu. Untuk menjalani program ini, pasangan perlu memahami persiapan dan prosedur IVF secara lengkap.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa saja persiapan yang perlu dilakukan, bagaimana prosedur IVF, hingga apa yang perlu dilakukan setelah menjalani prosedur tersebut.

Yuk langsung saja kita bahas!

Persiapan Sebelum Prosedur IVF atau Bayi Tabung

Sebelum memulai persiapan IVF, pastikan Anda telah memilih klinik fertilitas yang terpercaya dan berpengalaman.

Untuk bisa sukses menjalani prosedur IVF, ada banyak jenis prosedur yang perlu dilakukan.

Namun, tidak semua pasangan akan menjalani prosedur yang sama persis, karena ada prosedur tambahan yang akan disarankan pada pasangan dengan kondisi khusus.

Oleh karenanya, Anda bisa berkonsultasi dengan klinik fertilitas mengenai biaya dari setiap tahap prosedur yang mungkin akan Anda jalani.

Dengan demikian, Anda akan jadi lebih tenang karena mengetahui perkiraan biaya yang Anda keluarkan.

Jika sudah menemukan klinik yang sesuai, Anda perlu melakukan berbagai tes kesehatan, seperti: 

  1. Tes cadangan ovarium (ovarian reserve testing)
    Ini merupakan tes untuk mengidentifikasi seberapa banyak sel telur yang ada pada calon ibu. Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan tes darah.
  2. Analisis sperma
    Selain sel telur, kualitas sperma calon ayah juga akan diperiksa.  Analisis ini akan memeriksa jumlah, bentuk, dan bagaimana sperma bergerak.
  3. Skrining penyakit menular
    Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan pasangan tidak terjangkit penyakit menular, seperti human immunodeficiency virus (HIV). 
  4. Praktik percobaan transfer embrio
    Tes ini bertujuan untuk memastikan teknik transfer embrio yang paling sesuai dengan kondisi rahim calon ibu.
  5. Pemeriksaan rahim
    Pemeriksaan ini akan dilakukan dengan menggunakan sonohisterografi atau histeroskopi. Histeroskopi merupakan alat berbentuk selang kecil dengan ujung kamera yang dapat mengirim gambar kondisi dalam rahim.

Baca Juga: Inseminasi Buatan/Intrauterin (IUI): Penjelasan Lengkap

Langkah-langkah Prosedur IVF atau Bayi Tabung

Setelah persiapan selesai, satu siklus IVF biasanya memakan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu.

Berikut adalah prosedur yang perlu dilakukan dalam satu siklus:

1. Stimulasi Ovarium

Prosedur pertama yang akan dilakukan adalah menstimulasi ovarium atau sering disebut juga induksi ovulasi.

Proses ini menggunakan beberapa jenis hormon yang memiliki tujuan berbeda, yaitu:

  • Merangsang ovarium untuk menghasilkan sel telur lebih banyak. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan suntikan hormon yang mengandung hormon folikel-stimulasi (FSH), hormon luteinizing (LH), atau keduanya.
  • Membantu telur menjadi matang dengan hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG), atau obat lain, yang dapat membantu sel telur matang dan siap untuk dilepaskan.
  • Menunda ovulasi untuk mencegah tubuh melepaskan sel telur yang berkembang terlalu cepat.
  • Mempersiapkan lapisan rahim dengan mengkonsumsi suplemen hormon progesteron. Hormon Ini akan meningkatkan kemungkinan telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim.

Umumnya, prosedur ini memerlukan waktu satu hingga dua minggu agar sel telur siap diambil.

Untuk menentukan kapan sel telur sudah siap diambil, Anda dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi vaginal atau tes darah. Berikut penjelasannya:

  • Ultrasonografi vaginal merupakan pemeriksaan gambar ovarium untuk melacak folikel yang menjadi tempat sel telur berkembang di dalam ovarium.
  • Tes darah juga bisa digunakan untuk memeriksa kesiapan sel telur dengan memeriksa kadar hormon estrogen dan progesteron.

Setelah sampai pada tahap ini, ada kemungkinan proses siklus IVF perlu dihentikan.

Berikut beberapa alasan yang membuat prosedur IVF perlu dihentikan.

  • Tidak cukup folikel yang berkembang.
  • Terlalu banyak folikel berkembang, meningkatkan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).
  • Ovulasi terjadi terlalu cepat.
  • Masalah medis lainnya terjadi.

Jika siklus IVF dibatalkan, maka dokter mungkin akan merekomendasikan untuk mengubah dosis hormon yang perlu Anda dapatkan.

2. Pengambilan Sel Telur

Tahap selanjutnya adalah pengambilan sel telur dari ovarium.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan oleh dokter pada tahap ini:

  1. Dokter akan memberikan obat untuk membantu Anda rileks dan mengurangi rasa sakit.
  2. Alat ultrasonografi (USG) akan digunakan untuk menemukan sel telur yang ada di dalam ovarium.
  3. Kemudian jarum kecil dimasukkan ke dalam dengan panduan ultrasonografi untuk mengambil sel telur tersebut. Proses ini disebut aspirasi ultrasonografi transvaginal.

Jika ovarium tidak dapat dijangkau dengan cara ini, maka dokter akan menggunakan USG pada daerah perut untuk memandu jarum masuk ke dalam ovarium melalui sayatan kecil di perut.

Setelah sel telur yang matang diambil, sel telur akan ditempatkan ke dalam cairan yang membantunya berkembang.

3. Pengambilan Sperma

Setelah sel telur diambil, berikutnya adalah pengambilan sperma.

Pengambilan sperma dapat dilakukan di klinik pada pagi hari saat pengambilan telur.

Umumnya, sampel sperma akan diambil melalui masturbasi. Namun jika ada kendala dengan metode ini, maka dokter akan melakukan prosedur tambahan untuk pengambilan sperma, seperti MESA, PESA, TESA, atau TESE.

4. Proses Pembuahan

Jika sel telur dan sperma sudah berhasil diambil, maka proses selanjutnya adalah membuahi sel telur dengan sperma.

Ada tiga metode dapat digunakan untuk melakukan pembuahan ini, yaitu:

  • Inseminasi konvensional: Sperma yang sehat dan sel telur yang matang akan dicampur dan dipertahankan dalam wadah yang terkontrol yang disebut inkubator.
  • Intracytoplasmic sperm injection (ICSI): Satu sperma yang sehat disuntikkan langsung ke masing-masing telur yang matang. Biasanya, ICSI digunakan ketika kualitas atau jumlah sperma menjadi masalah. Atau mungkin digunakan jika percobaan pembuahan selama siklus IVF sebelumnya tidak berhasil.
  • Intracytoplasmic morphologically selected sperm injection (IMSI): IMSI merupakan prosedur yang sama dengan ICSI, namun menggunakan mikroskop yang lebih canggih, sehingga dapat memilih sperma dengan lebih baik.

Untuk informasi lebih lanjut terkait ICSI dan IMSI, kunjungi artikel berikut ini “Apa Itu Metode ICSI dan IMSI dalam Bayi Tabung?“.

Setelah proses pembuahan berhasil, maka embrio akan terbentuk.

Sebelum transfer embrio dilakukan, ada beberapa prosedur tambahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang keberhasilan IVF, yaitu:

  • Assisted hatching. Prosedur ini dilakukan dengan membuat lubang pada membran embrio, tepat sebelum transfer embrio dilakukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu embrio menetas dan melekat pada dinding rahim. Prosedur ini juga perlu dilakukan pada embrio beku, karena proses pembekuan dapat membuat membran embrio menjadi lebih keras.
  • Preimplantation genetic testing (PGT). Ini merupakan pemeriksaan pada sampel embrio untuk memeriksa adanya penyakit atau kelainan genetik pada embrio. Pengujian ini dapat mengurangi risiko menurunnya masalah genetik yang dimiliki orang tua kepada anak.

5. Perkembangan Embrio

Selama lima hingga enam hari berikutnya, perkembangan embrio akan dipantau dengan cermat.

Secara umum, hanya 50% dari embrio yang dapat berkembang hingga tahap blastosis.

Ini merupakan tahap perkembangan embrio yang paling cocok untuk ditransfer ke rahim calon ibu. 

6. Transfer Embrio

Ada dua jenis transfer embrio yang dapat dilakukan, yaitu transfer embrio segar dan transfer embrio beku.

Pada transfer embrio segar, embrio akan dimasukkan ke dalam rahim antara tiga hingga tujuh hari setelah prosedur pengambilan sel telur.

Embrio ini belum dibekukan, sehingga masih disebut “segar” atau “fresh”.

Sedangkan pada transfer embrio beku, embrio yang telah dibekukan (dari siklus IVF sebelumnya) dan kemudian dicairkan dan dimasukkan ke dalam rahim calon ibu.

Transfer embrio beku masih bisa dilakukan bertahun-tahun setelah pengambilan sel telur dan pembuahan.

Proses transfer embrio merupakan prosedur sederhana yang tidak memerlukan anestesi. Rasanya mirip dengan pemeriksaan panggul atau pap smear.

Jika lancar, prosedur ini biasanya memakan waktu kurang dari 10 menit.

Secara garis besar, berikut adalah prosedur transfer embrio:

  • Spekulum ditempatkan di dalam vagina
  • Kateter kecil akan dimasukkan melalui serviks ke dalam rahim
  • Sebuah jarum suntik kecil terpasang di ujung kateter berisi satu embrio atau lebih. 
  • Embrio disuntikkan ke dalam rahim melalui kateter. 

Untuk informasi selengkapnya terkait transfer embrio, kunjungi artikel berikut ini “Transfer Embrio dalam Bayi Tabung, Jenis hingga Prosedur“.

Apa yang Terjadi Setelah Prosedur IVF?

Setelah prosedur transfer embrio selesai dilakukan, Anda bisa beraktivitas seperti biasa.

Meski demikian, sebaiknya Anda menghindari aktivitas yang berat untuk beberapa hari.

Selain itu, ada beberapa efek samping yang mungkin akan terjadi, meliputi:

  • Muncul rasa nyeri ringan pada payudara karena tingginya kadar estrogen.
  • Keluarnya sedikit cairan bening atau darah setelah prosedur dilakukan.
  • Konstipasi atau sembelit
  • Rasa kembung ringan.
  • Kram perut ringan.

Jika Anda merasakan nyeri parah atau mengalami banyak pendarahan dari vagina, maka segera periksakan diri Anda ke dokter.

Dokter juga akan memberikan obat yang mengandung hormon progesteron yang perlu dikonsumsi oleh ibu dalam beberapa hari.

Obat ini bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang embrio di dalam rahim.

Setelah kurang lebih 14 hari setelah prosedur IVF dilakukan, pasangan dapat kembali ke klinik untuk melakukan tes kehamilan.

Itulah prosedur lengkap bayi tabung atau in vitro fertilization.

Jika Anda tertarik dengan pembahasan dr. Ivan Sini seputar kesuburan dan kehamilan lebih lanjut, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!

 

Terakhir diperbarui pada: 14 Desember 2023

 

Sumber:

Mayo Clinicdiakses pada Oktober 2023, In Vitro Fertilization (IVF)

Cleveland Clinic, diakses pada Oktober 2023, IVF (In Vitro Fertilization)

Recent Posts

Perbincangan mengenai saran pengobatan GERD tanpa obat

Tips untuk Mengatasi GERD Tanpa Obat-obatan

Pada artikel-artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang gastroesophageal reflux disease (GERD). Gangguan pencernaan ini menyebabkan gejala yang tidak nyaman seperti mual hingga sensasi panas di kerongkongan. Kali ini, dr.…
Read more >
Tips Menghidari Serangan GERD

Tips Mencegah Serangan GERD Kambuh

Pada artikel sebelumnya, kita sudah banyak membahas tentang pengalaman pasien GERD, penyebab hingga gejalanya. Kali ini, kita akan membahas tentang apa saja tips untuk mencegah serangan GERD kambuh berdasarkan pengalaman…
Read more >
Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Bagaimana Cara Melakukan Diagnosis Penyakit GERD?

Dari artikel-artikel sebelumnya, kita sudah membahas banyak mengenai GERD, mulai dari gejala awal, penyebab, hingga pengalaman dari pasien yang sudah lama mengalami GERD. Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus dilakukan…
Read more >