Kejadian keguguran berulang yang kerap terjadi pada pasangan merupakan hal yang sangat emosional bagi kehidupan pasangan. Pasalnya setiap pasangan pasti mendamba-dambakan kehamilan yang sehat dan lancar hingga waktu persalinan tiba. Dan jika terjadi hal buruk seperti keguguran, pasti akan memberikan rasa kehilangan yang mendalam dan frustasi.
Keguguran yang berulang bukanlah tanpa sebab, kejadian ini biasanya dipengaruhi oleh faktor hormonal, kondisi rahim, adanya infeksi, sistem kekebalan tubuh yang turun, serta adanya kelainan kromosom pada janin.
Namun suatu studi terbaru menunjukkan temuan terbaru yang hingga saat ini masih terus diteliti, yaitu adanya faktor gangguan pembekuan darah pada wanita.
Apa itu Trombofilia?
Ketika seorang pasien memiliki kecenderungan untuk membentuk bekuan darah sehingga darah menjadi lebih kental, kondisi ini disebut dengan trombofilia.
Darah kental atau trombofilia merupakan kondisi dimana darah kekurangan cairan, sehingga sel yang ada mudah melekat satu dengan lainnya. Kondisi ini bisa menjadi peristiwa yang mengancam jiwa jika pembekuan darah tersebut menyumbat aliran darah ke jantung atau otak.
Kelainan ini umumnya adalah kelainan yang diturunkan. Tapi, penyakit ini tidak selalu merupakan penyakit turunan. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh kondisi luar seperti akibat operasi, obesitas, kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, sindrom antifosfolipid, atau kondisi imobilitas pada waktu yang cukup lama.
Trombofilia pada Wanita
Kasus trombofilia dicurigai pada wanita yang memiliki pembuluh darah tersumbat pada usia muda atau terlebih bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit stroke, emboli paru, atau trombosis vena.
Namun, ada beberapa wanita yang juga memiliki kelainan ini tapi tidak mengalami gejala apapun. Jika mereka memiliki gejala, umumnya karena keluhannya dapat dikategorikan sangat ringan sehingga kondisi trombofilia sering tidak terdiagnosis.
Wanita hamil biasanya lebih sensitif terhadap berbagai kondisi yang dialaminya selama masa kehamilan, sehingga dapat dengan cepat menyadari apa yang aneh atau berbeda pada tubuhnya.
Pada kasus trombofilia, umumnya gejala yang dapat dialami seperti:
- pembengkakan atau rasa nyeri di satu kaki
- rasa sakit yang berlebih ketika berjalan
- vena yang lebih besar dari ukuran normalnya.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang kuat antara trombofilia dan terjadinya keguguran berulang.
Penyebab Trombofilia dan Hubungannya dengan Keguguran
Penyebab berubahnya faktor pembekuan darah yang menyebabkan trombofilia adalah mutasi faktor V Leiden dan mutasi prothrombin G20210A sebagai pertanda genetik. Kedua mutasi genetik tersebut adalah penyebab paling umum dari trombofilia. Hal ini dapat diperiksa melalui beberapa pemeriksaan darah yang mudah pada wanita.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien yang mengalami keguguran berulang mungkin memiliki satu atau lebih pertanda genetik kondisi trombofilia.
Satu studi menemukan bahwa 19 % dari pasien yang keguguran ( 15 dari 80 ) memiliki mutasi faktor V Leiden. Indikator lain dari trombofilia ( seperti mutasi protrombin, resistensi protein C, defisiensiprotein S, dan defisiensi antitrombin III ) juga lebih banyak ditemukan di kalangan wanita yang sering mengalami keguguran.
Pengobatan yang Perlu Didapatkan Pasien
Pengobatan yang digunakan untuk mengatasi kondisi trombofiilia adalah obat pengencer darah, baik jenis tablet maupun suntikan. Pengobatan ini dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke organ kandungan dan menjaga kehamilan agar tetap baik dan meminimalisir terjadinya keguguran.
Semua pasien yang menerima pengobatan harus dipantau secara berkala selama masa kehamilannya dan kondisi kekentalan darahnya. Penting untuk diperhatikan pula penambahan asupan suplemen kalsium yang juga harus diberikan selama pengobatan.
Trombofilia dapat dikatakan telah terbukti menjadi penyebab utama keguguran berulang, sehingga pasien dengan keguguran berulang harus mendapat pengawasan cukup ketat atau perlu dilakukannya evaluasi untuk gangguan pembekuan, bahkan tanpa adanya tanda-tanda klinis.
Hal ini dilakukan terutama apabila keguguran terjadi setelah detak jantung janin terdeteksi. Ketika hasil lab menunjukkan gangguan pembekuan, perawatan yang tepat dan tindak lanjut harus dimulai sesegera mungkin guna keselamatan ibu dan janin.
Written by: dr. Aryando Pradana, SpOG