Dari artikel-artikel sebelumnya, kita sudah membahas banyak mengenai GERD, mulai dari gejala awal, penyebab, hingga pengalaman dari pasien yang sudah lama mengalami GERD.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang harus dilakukan jika sudah merasakan gejala GERD?
Jika Anda merasakan ada gejala yang mirip dengan gejala GERD, Anda perlu melakukan pemeriksaan yang bisa memastikan kondisi tubuh Anda. Dengan demikian, Anda bisa menjalani pengobatan sedini mungkin, sebelum gejalanya semakin parah.
Lalu, bagaimana cara melakukan pemeriksaan GERD? Yuk kita simak penjelasan langsung dari dr. Agastjya Wisjnu,Sp.PD-KGEH FINASIM.
Cara Dokter Melakukan Diagnosis Penyakit GERD
Untuk bisa mendiagnosis GERD, ada beberapa cara yang bisa dipilih, seperti:
1. pH Metri
pH metri merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur tingkat keasaman. Untuk mendiagnosis GERD, dokter dapat memeriksa tingkat keasaman bagian bawah kerongkongan dan lambung bagian atas.
Kedua bagian tersebut memanglah berdekatan, namun terpisah oleh sebuah katup yang disebut sfingter. Oleh karena itu, seharusnya kedua bagian ini memiliki tingkat keasaman yang berbeda.
Namun, lain halnya jika orang mengidap GERD, dimana kedua bagian tersebut akan memiliki tingkat keasaman yang sama. Hal ini dikarenakan adanya kebocoran sehingga asam lambung bisa melewati katup tersebut.
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan sebuah kateter yang terhubung dengan komputer. Kateter akan dimasukkan ke dalam kerongkongan dan bagian atas dari lambung agar bisa mengukur tingkat keasaman di sana.
2. Endoskopi
Cara yang kedua adalah dengan melakukan endoskopi. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan kateter atau selang yang ujungnya memiliki kamera.
Dengan prosedur ini, dokter dapat melihat kondisi katup di dalam kerongkongan melalui layar komputer yang terhubung dengan kamera pada selang.
Jika kateter dapat masuk melewati katup tanpa kesulitan, berarti katup sfingter sudah mengalami perlemahan yang menjadi tanda GERD.
Apakah Endoskopi Sakit?
Salah satu pertanyaan yang banyak ditanyakan adalah apakah prosedur ini menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman.
Sebenarnya ada dua metode anastesi yang bisa dilakukan, yaitu bius lokal dan bius total. Jika pasien merupakan orang yang tidak mudah panik, maka ia bisa menjalani prosedur ini hanya dengan bius lokal.
Obat bius akan disemprotkan pada bagian kerongkongan, dan pasien akan tetap sadar selama prosedur endoskopi dijalankan.
Namun untuk orang yang merasa takut, bisa menggunakan metode yang kedua, yaitu melalui bius total. Dengan metode ini, pasien tidak akan sadar saat prosedur dilakukan, dan ia baru akan sadar ketika endoskopi sudah selesai.
Berapa Lama Proses Endoskopi Ini?
Umumnya, proses endoskopi hanya memerlukan waktu yang sebentar, yaitu 9 hingga 12 menit saja.
Nah itulah cara dokter bisa mendiagnosis penyakit GERD. Melalui kedua metode tersebut, dokter bisa mengetahui kondisi dari katup sfingter pasien, dan melakukan tindakan pengobatan yang diperlukan.
Jika Anda tertarik dengan pembahasan dr. Ivan Sini seputar kesehatan, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!