Dalam era perkembangan teknologi medis yang pesat, informasi tentang kanker semakin berkembang. Salah satunya perkembangan onkogenomik.
Tes genomik telah memberikan banyak bantuan dalam mengidentifikasi risiko penyakit yang dimiliki seseorang.
Dalam konteks onkogenomik, tes genetik menjadi pilar penting dalam mendeteksi adanya risiko kanker.
Bagaimana onkogenomik bisa mengidentifikasi risiko kanker? Apakah tes genetik penting untuk mengetahui risiko kanker? Yuk langsung saja kita bahas!
Baca Juga: Farmakogenomik: Masa Depan Pengobatan Efektif & Manjur
Bagaimana Onkogenomik bisa Membantu Mengidentifikasi Risiko Kanker?
Kanker adalah penyakit yang kompleks. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi risiko kanker, salah satunya adalah profil genomik seseorang.
Onkogenomik merupakan sub-bagian dari studi genomik untuk memahami lebih dalam peran gen dalam kanker.
Penting untuk memahami bahwa ada dua jenis kanker, yaitu kanker yang diwariskan secara genetik dan kanker yang tidak diwariskan.
Pada kanker yang diwariskan secara genetik, individu membawa varian gen tertentu yang menyebabkan risiko kanker lebih tinggi, seperti misalnya breast cancer gene 1 (BRCA1) dan breast cancer gene 2 (BRCA2).
Apa Itu BRCA1 dan BRCA2?
Dilansir dari National Cancer Institute, BRCA1 dan BRCA2 adalah gen yang menghasilkan protein untuk membantu memperbaiki DNA yang rusak. Setiap orang memiliki dua salinan dari masing-masing gen ini.
Jika seseorang mewarisi mutasi gen ini dan menjadi varian yang berbahaya, maka hal ini bisa meningkatkan risiko beberapa jenis kanker secara signifikan.
Kanker paling umum yang disebabkan oleh mutasi BRCA ini adalah kanker payudara, kanker ovarium, kanker prostat, dan kanker pankreas.
Untuk bisa mengidentifikasi mutasi gen BRCA ini, kita bisa menjalani tes genetik yang disebut tes BRCA. Dengan mengetahui profil genetik ini, kita dapat mengambil tindakan pencegahan.
Angelina Jolie dan Meningkatnya Kesadaran Onkogenomik Global
Salah satu contoh paling terkenal dari penerapan onkogenomik adalah kisah Angelina Jolie.
Angelina Jolie merupakan salah satu orang yang memiliki riwayat keluarga pengidap kanker. Bahkan, ia kehilangan nenek, ibu, dan bibinya karena penyakit mematikan ini.
Membawa riwayat keluarga dengan banyak kasus kanker, dia memutuskan untuk melakukan tes BRCA untuk mengetahui risiko kanker yang dimilikinya.
Hasil tes menunjukkan bahwa dia memiliki mutasi pada gen BRCA1, yang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium secara dramatis.
Sebagai tindakan pencegahan, Angelina Jolie memilih untuk menjalani prosedur mastektomi atau operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara untuk mengurangi risiko kanker.
Keputusannya ini bahkan sampai menyebabkan Angelina Jolie effect yang meningkatkan jumlah wanita yang melakukan tes genetik berhubungan dengan risiko kanker payudara.
Baca Juga: Manfaat Tes Genomik untuk Hidup Sehat dan Panjang Umur
Perlukah Kita Melakukan Tes Genetik?
Banyak orang mungkin bertanya-tanya apakah mereka perlu melakukan tes genetik untuk mengetahui risiko kanker yang mereka miliki.
Jika ada riwayat keluarga yang mengidap kanker atau adanya indikasi tertentu, tes genetik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi potensi risiko kanker yang diwariskan.
Namun, penting untuk diingat bahwa genetik hanyalah salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kanker. Hasil tes genetik bukanlah ramalan pasti mengenai kejadian kanker di masa depan.
Dengan mengetahui risiko kanker yang dimiliki seseorang, langkah-langkah pencegahan seperti perubahan gaya hidup, skrining, atau pemeriksaan medis secara teratur dapat diambil untuk mengurangi risiko kanker.
Jika Anda tertarik untuk mengenal genomik lebih lanjut, jangan lupa cek artikel lainnya serta follow dan subscribe TikTok, Instagram dan Youtube dr. Ivan Sini ya!
Terakhir diperbarui pada: 24 Agustus 2023
Telah ditinjau oleh: dr. Muliawan Yoeko